Kampuang Nan Jauh diMato
Kampuang
Nan Jauh diMato
Libur hari raya sudah tiba saatnya untuk merencanakan
liburan, sudah banyak teman – temanku yang menggunggah foto liburan di sosial
media. Akupun rasanya ingin sekali berlibur ke tempat yang jauh, aku senang berpergian,
dan kali ini aku ingin sekali pergi kerumah nenek yang berada di Padang. “Bu,
tahun ini aku mau kerumah nenek di Padang” kata aku yang sedang menyisir rambut
hitam panjangku, “loh mau kesana sama siapa? Tahun ini ibu tidak kesana dek”
jawab ibu yang berada tak jauh dariku sedang menonton tv, “yahh bu, aku belum
pernah kerumah nenek di Padang, ohh iyaa apa paman tahun ini ke sana?” aku
mendekat ke ibu, sambil merajuk, “hmm gimana ya, coba kamu telfon paman mu,
kemarin memang ada rencana ia akan kesana” kata ibu. Mendengar kata ibu pamann
akan berencana kesana, aku lekas menelfon paman. Paman ku memang setiap tahun
pergi ke Padang, karena ia harus membantu nenek berjualan bakso dan makanan
lain disana, setiap hari libur seperti ini banyak sekali pengunjung yang datang
untuk singgah makan sembari berkumpul bersama saudara.
“Assalamualaikum, paman maaf
mengganggu, tahun ini apa ada rencana pergi ke Padang?” kataku
“Wa’alaikumsalam, ohh
iyya kebetulan tahun ini memang akan kesana, kenapa memang nak?” jawab paman
dari telfon
“aku ingin ikut paman,
tapi ibu tidak ikut hanya aku yang ikut, boleh tidak?” aku membujuk paman agar
membolehkan aku
“ya boleh saja, nanti
biar kamu sama paman. Soal ongkos pulang pergi sudah sama nenek, nanti paman
telfon lagi ya, paman ada kerjaan sebentar, Assalamualaikum” jelas paman, lalu
ya memutus telfon karna saking sibuknya, haha
“baik paman,
Wa’alaikumsalam” jawabku dengan wajah yang sumringah.
Senang sekali mendengar
perkataan paman, setelahnya kuceritakan apa yang paman katakana ke ibu, ibu
mensetujuinya, aku pun harus menunggu kabar dari nenek untuk pembelian tiket
nya.
Sabtu, 25 Juli pukul 02.00, aku berangakat menuju bandara
Soekarno Hatta, dengan taksi bersama paman tentunya, aku berangkat lebih awal
karna jarak rumah ku dengan Bandara sangat jauh. Setelah melalui tahap – tahap
pemeriksaan, ada yang lucu ketika aku melalui pemeriksaan identitas, sang
petugas meminta kartu pelajarku, katanya “wahh aku kira kamu masih smp dek, eh
smk ya, liburan kemana dek?” “hehe iya ya, badan aku kecil sih, mau ke Padang
nih ka” ku jawab nya dengan senyum, lalu dia menggangguk sambil tersenyum, dan
mengembalikan kartu pelajarku, ia mengira aku masih smp, ada – ada saja ya. Aku
tiba diruang tunggu pesawat, dijadwal aku akan lepas landas pukul 05:00 ,
tetapi ini sudah pukul 05:30 aku lelah sekali menunggu, “sepertinya kita delay
, sudah jam segini belum ada pemberitahuan keberangkatan” kata paman melihat jam tangannya, “aku piker
juga begitu, sudah ngantuk sekali” sahutku dengan wajah yang cemberut. Pukul
06:00 kami baru mendapat pemberitahuan keberangkatan, aku dan paman segera
bergegas masuk ke pesawat. Aku dan pamann duduk di dekat pintu pesawat, sebelah
kiri ku tidak terdapat jendela, jadi aku tak bisa melihat keluar, paman duduk
di sebelah kanan ku. Tak sadar aku tertidur, dan ketika bangun aku langsung
melihat jam tanganku, betapa kagetnya saat ku lihat jam tangan sudah pukul
06:25 sedangkan pesawat belum berangkat juga, setelahnya “Mohon maaf atas
ketidaknyamanan Passenger , kami sedang menunggu giliran mundur, terima
kasih” kata pramugari. Kami baru lepas landas pukul 07:00, kata paman kejadian
seperti ini sudah biasa selama libur hari raya, karena banyaknya penumpang.
Pukul 14:00, aku tiba di rumah nenek, rumah nenek berada
dipinggir jalan persis, dengan spanduk “Bakso Binaria” tempatnya luas, kulihat
nenek belum membuka warung baksonya, aku masuk kedalam rumah nya, dan
menemuinya, wahh betapa senangnya ia melihatku, ia memberiku minum dan makanan,
bahkan ia langsung menawarkan bakso atau mie ayam. Katanya ia tidak pernah
melihatku, hanya dari telfon saja, maklum jarak kami jauh sekali. “yang betah
ya disini, jangan minta pulang soalnya jauh haha” nenek tertawa. Aku lelah
sekali jadi ia menyuruhku untuk beristirahat di kamarnya, ketika masuk dingin
sekali, nenek rupanya memasang AC dikamarnya. Esoknya, aku tidak mendapati
nenek didapur, kata karyawan nenek “ibu lagi ke pasar beli daging”, karna aku
bingung harus melakukan apa, jadi aku berkeliling rumah nenek, sebelumnya aku
tidak sempat, sampailah aku diwarung nenek, kulihat karyawan nenek yang sedang
membungkus saus sendirian, sedangkan banyak sekali bungkusan saus itu. Aku
menawarkan diri untuk membantu,
“namanya siapa mba?” kata
nya ,
“aku Nanik, masnya siapa? “ balasku,
“saya Dwi” katanya aku
berkenalan dengan nya, aku hanya membantu melipat saus yang sudah dibungkus,
banyak juga ya.
Setiba nenek, ia tertawa
melihatkku sedang melipat saus, lalu ia mengajak ku untuk membantu memasak,
karena nanti sore aku akan diajak pergi ke pantai. Aku dan nenek membuat sayur
asem dan ikan mas goreng. Tepat dengan janji nenek yang akan mengajakku ke
Pantai, sorenya langsung berangkat ke pantai bersama kakek juga, setiba kami di
pantai aku ditawari makan kerang kecil, cara makannya di hisap, tapi aku sudah
mencobanya berulang kali, tidak bisa juga haha. Suasana di pantai ramai sekali
, dipinggiran pantai juga banyak sekali yang berjualan makanan, semakin sore
pemandangannya sangat bagus, air lautnya juga biru tua bersih dengan matahari yang
semakin hilang wujudnya. Kami pulang larut malam, jarak dari rumah menuju
pantai juga tidak begitu jauh.
Pagi tiba, “nak bangun, mau ikut pergi ke Pasar tidak?”
kata nenek membuka kamar sambil membangunkan aku, “iyya aku ikut, abis ini aku
langsung mandi”. Aku dan nenek pergi ke pasar dengan angkot jalannya tidak jauh
hanya lurus saja. Angkot disini sangat unik, begitu aku masuk suasana didalem
angkot ramai sekali, dihiasi lampu, boneka – boneka kecil, speaker yang
tertempel didua sudut belakang tempat duduk, tidak lupa music yang diputar
supir angkot cukup kencang, oh iya badan angkot ini juga pendek karena jalan
disini tidak ada polisi tidur, unik ya angkot disini. Aku tiba di Pasar, dingin
sekali suhu dipasar, ketika aku masuk kedalam pasar, aku harus menaiki tangga
yang cukup curam, begitu sampai di atas, ternyata aku bisa melihat pemandangan
gunung yang cukup dekat, ya memang pasar ini sangat dekat dengan gunung. Nenek
mengajakku ke tempat biasa ya membeli lele, lalu dijual lagi nantinya dalam bentuk
matang, ia juga membeli banyak sayur untuk diolah. Aku pulang lagi dengan
angkot yang suasananya sama persis dengan aku pergi tadi. Siangnya paman
mengajakku ke Jembatan Siti Nurbaya, aku melewati Bank Indonesia, setelah tiba
di jembatan, disamping kanan dan kiri ada pemandangan sungai Batang Arau, ditepian
sungai terdapat kapal – kapal penduduk yang berlabuh, dan rumah – rumah penduduk
berwarna – warni cat nya. Indah sekali pemandangannya. Lalu pulangnya aku makan
malam di rumah makan padang.
Sudah 3 hari ini aku di Padang,
melihat banyak suasana yang berbeda dari tempat asalku, disini banyak hal yang
tak kutemui ditempat asalku. Hari ini aku harus kembali ke tempat asalku
tercinta, dengan transportasi yang sama aku pulang ke Jakarta. Aku sampai di
Bandara Halim Perdanakusuma, sesampainya di rumah, tak sabar ku ceritakan ke
orang – orang dirumah.
Komentar
Posting Komentar